Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan yang perlu mendapatkan perhatian serius di Indonesia. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang dilakukan pada tahun 2023, sekitar 23,8 persen anak-anak berusia di bawah lima tahun mengalami anemia, sebuah kondisi yang dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Anemia didefinisikan sebagai kondisi di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah berada di bawah angka 11. Meskipun demikian, pada tahap awal, gejala anemia pada anak tidak selalu terlihat jelas, seperti yang dijelaskan oleh dokter spesialis anak konsultan Devie Kristiani.
“Ketika kadar darah masih rendah, gejala yang muncul umumnya tidak terlalu nyata,” ungkap Devie dalam sesi talkshow yang diadakan untuk memperingati 71 tahun SGM Menutrisi Indonesia di Yogyakarta. Oleh karena itu, orang tua perlu mengenali tanda-tanda awal yang mungkin mengarah pada anemia.
Gejala Awal Anemia yang Harus Dikenali Orang Tua
Meskipun anemia seringkali tidak menunjukkan gejala yang jelas pada awalnya, ada beberapa tanda yang dapat dikenali. Salah satunya adalah ketika anak tampak lemah dan lesu, terutama jika sering tidur di sekolah atau lambat dalam merespons permintaan.
Menurut Devie, kekurangan zat besi dapat menjadi penyebab utama dari gejala tersebut. Jika anak sering terlihat lelah dan tidak bersemangat, ini dapat menjadi sinyal untuk memeriksa kemungkinan anemia dan melakukan intervensi yang diperlukan.
Gejala lainnya yang mungkin tampak adalah perkembangan anak yang lebih lambat dibandingkan dengan teman-teman sebayanya. Hal ini disebabkan oleh kekurangan zat besi yang berdampak negatif pada pertumbuhan fisik dan kemampuan motorik.
Beberapa anak mungkin belum mencapai tahap perkembangan tertentu, seperti mulai berjalan atau tengkurap, sementara anak lain sudah dapat melakukannya. Ini merupakan alarm bagi orang tua untuk mencari evaluasi lebih lanjut terhadap kondisi anaknya.
Penyebab Utama Terjadinya Anemia pada Anak
Anemia pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan salah satu yang utama adalah kekurangan zat besi. Zat besi sangat penting untuk pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah, yang bertugas mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Faktor lainnya bisa berupa pola makan yang tidak seimbang, di mana anak tidak mendapatkan cukup nutrisi yang dibutuhkan. Makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging merah, ikan, dan sayuran hijau, sangat penting untuk pencegahan anemia.
Kondisi kesehatan tertentu, seperti gangguan penyerapan nutrisi, juga dapat menjadi pemicu anemia. Jika anak mengalami masalah kesehatan yang mengakibatkan kesulitan menyerap zat besi, maka mereka berisiko lebih tinggi terkena anemia.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memperhatikan asupan nutrisi harian anak dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan jika ada kecurigaan terhadap kondisi anemia.
Langkah-langkah Pencegahan dan Penanganan Anemia pada Anak
Pencegahan anemia dimulai dari pengenalan pola makan yang sehat dan seimbang. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi dan vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi dapat membantu mencegah anemia.
Orang tua juga perlu memastikan anak mendapatkan asupan yang cukup dari berbagai kelompok makanan, termasuk karbohidrat, protein, dan lemak sehat. Mengubah pola makan sehari-hari dengan menambahkan sumber zat besi dalam menu sangatlah penting.
Selain itu, pemeriksaan kesehatan rutin sangat dianjurkan untuk mendeteksi awal gejala anemia. Mengukur kadar hemoglobin secara berkala dapat membantu dalam pengawasan perkembangan kesehatan anak.
Jika anak didiagnosis mengalami anemia, langkah-langkah perawatan yang tepat harus diambil sesuai rekomendasi dokter. Terkadang, suplemen zat besi mungkin diperlukan untuk meningkatkan kadar hemoglobin.
Dengan pengetahuan dan perhatian yang tepat, orang tua dapat berperan aktif dalam mencegah dan menangani anemia pada anak-anak mereka, sehingga mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang sehat.