Menjalin hubungan dengan orang lain tentu merupakan bagian penting dari kehidupan sosial kita. Namun, ada kalanya kita tanpa sadar membagikan informasi yang berlebihan, yang dikenal sebagai fenomena oversharing.
Pembicaraan antara teman atau keluarga seringkali membawa kenyamanan, tetapi kita harus berhati-hati agar tidak melebihi batasan dalam membagi cerita.
Oversharing bisa menjadi isu yang membingungkan. Terkadang, kita tidak menyadari bahwa topik yang kita bicarakan mungkin terlalu pribadi untuk dibagikan di lingkungan sosial tertentu.
Hal ini sering kali menjadi beban pikiran setelah pertemuan, di mana kita bertanya pada diri sendiri, “Apakah aku sudah terlalu berbagi?” Memahami kapan dan apa yang sebaiknya dibagikan adalah penting untuk kesehatan relasi.
Fenomena ini sering diasosiasikan dengan kecenderungan manusia untuk berkomunikasi. Namun, oversharing dapat memberikan dampak negatif seperti dicap sebagai seseorang yang tidak mampu menjaga rahasia.
Karena tidak ada batasan yang jelas, membedakan antara berbagi yang wajar dan oversharing bisa menjadi tantangan. Mengetahui ciri-ciri oversharing dapat membantu kita menjaga batasan yang sehat dalam berkomunikasi.
Pentingnya Memahami Batasan dalam Berbagi Cerita
Sebelum berbagi informasi, kita harus memahami pentingnya batasan tersebut. Bercakap dengan teman atau keluarga memang baik, tetapi jika informasi pribadi disampaikan secara berlebihan, dapat mempengaruhi bagaimana orang lain memandang kita.
Perbincangan yang sehat seharusnya melibatkan kedua arah. Seperti permainan tenis, setiap orang harus memiliki kesempatan untuk berbicara dan mendengarkan tanpa mengedepankan satu pihak saja.
Ketika kita terus menerus berbagi cerita, kita seringkali kehilangan fokus pada manfaat dari percakapan itu sendiri. Alih-alih menciptakan ikatan yang lebih dalam, hal tersebut malah bisa menciptakan jarak.
Juga, penting untuk mempertimbangkan konteks saat berbagi. Mungkin ada informasi yang seharusnya hanya disimpan untuk diri sendiri atau dibagikan kepada orang-orang tertentu saja.
Memahami kapan untuk berbagi dan kapan untuk menahan diri merupakan langkah yang penting dalam menjaga hubungan yang sehat. Dengan cara ini, kita bisa membangun kepercayaan dan saling menghargai dalam berkomunikasi.
Ciri-Ciri Tindakan Oversharing dalam Komunikasi Sehari-hari
Dr. Jenny Shields, seorang psikolog dari Texas, mengenalkan beberapa ciri-ciri oversharing yang bisa dikenali. Pertama, jika kamu merasa harus mengisi keheningan dalam percakapan, itu mungkin tanda bahwa kamu cenderung oversharing.
Keheningan dalam bercakap bukanlah hal yang buruk. Sering kali, obrolan yang paling produktif adalah yang menawarkan ruang untuk bernafas dan mempertimbangkan apa yang akan dibicarakan selanjutnya.
Selanjutnya, jika kamu sering merasa bahwa orang lain tidak tertarik dengan cerita yang kamu sampaikan, itu bisa jadi sinyal bahwa informasi yang kamu bagikan terlalu pribadi atau tidak relevan.
Sering kali, orang lain membutuhkan ruang untuk merespons dengan cara mereka sendiri. Kita perlu memahami bahwa komunikasi bukan hanya tentang berbagi, tetapi juga tentang mendengarkan.
Ciri lainnya adalah ketika pengalaman pribadi seringkali dijadikan bahan pembicaraan utama. Walaupun berbagi pengalaman itu penting, terlalu sering melakukannya bisa membuat orang lain merasa tidak nyaman.
Bagaimana Menghindari Oversharing dalam Percakapan Sehari-hari
Belajar untuk menjaga batasan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Pertama, sebelum berbagi, tanyakan pada diri sendiri apakah informasi tersebut relevan dan pantas untuk dibagikan di situasi tertentu.
Menetapkan beberapa aturan bagi diri sendiri dalam berkomunikasi juga bisa membantu. Misalnya, hindari berbagi informasi yang sangat pribadi di lingkungan yang tidak sesuai.
Jika kamu merasa bahwa topik yang ingin dibagikan terlalu intim, cobalah untuk memikirkan topik lain yang lebih umum. Ini dapat membantu menjaga percakapan tetap ringan dan menyenangkan untuk semua pihak.
Selain itu, memberikan kesempatan bagi orang lain untuk berbicara adalah langkah yang baik. Jika kamu mengalihkan fokus dari diri sendiri, ini dapat menciptakan komunikasi yang lebih seimbang.
Akhir kata, kesadaran adalah kunci. Menyadari perilaku oversharing dapat membantu kita menjadi pendengar yang lebih baik dan menjalin hubungan yang lebih sehat dengan orang lain.