Fenomena lifestyle childfree saat ini semakin banyak dibahas dalam masyarakat. Meski ada tren tersebut, banyak orang tetap menginginkan untuk memiliki anak, melihatnya sebagai bagian penting dari keluarga.
Pengakuan dari berbagai individu menunjukkan bahwa meski mereka menghargai keputusan untuk tidak memiliki anak, keinginan untuk membangun keluarga tetap kuat. Tak sedikit yang berpendapat bahwa keputusan ini sangat pribadi dan bergantung pada banyak faktor.
Salah satu narasumber, Aji, menegaskan bahwa setiap orang berhak menentukan jalan hidupnya. Ia mengakui ketidaksetujuan pribadi terhadap anggapan childfree namun tetap menghormati pilihan orang lain.
Pandangan Beragam Terhadap Gaya Hidup Childfree
Dalam dunia yang semakin modern, banyak orang, terutama generasi muda, terbuka terhadap pilihan untuk tidak memiliki anak. Hal ini menunjukkan adanya dua sisi, di satu sisi adalah keinginan untuk menikah dan memiliki keturunan, dan di sisi lain adalah ketidakpastian tentang masa depan.
Ghita, misalnya, merasakan ketidaknyamanan awalnya ketika mendengar tentang gaya hidup childfree. Meskipun ia menghormati keputusan orang lain, ia tetap yakin bahwa kebanyakan orang pada akhirnya ingin memiliki anak sebagai bagian dari perjalanan hidup mereka.
Dalam pandangannya, ada berbagai faktor yang mempengaruhi keputusan individu untuk memilih gaya hidup ini. Ia meyakini bahwa jika orang-orang yang memilih childfree diberikan kesempatan untuk memiliki anak, kemungkinan besar mereka akan merasakan kebahagiaan yang tiada tara.
Perubahan Pikiran Seiring Waktu dan Pengalaman
Pergantian pendapat juga tampak pada Zahra, yang dulunya setuju untuk menjalani gaya hidup childfree, tetapi saat ini mulai mempertimbangkan pilihan untuk memiliki anak. Ketika menikah, ia menyadari bahwa ada harapan untuk menciptakan generasi masa depan.
Menurutnya, perlunya melahirkan generasi yang mampu menghadapi tantangan ke depan sangat penting. Pengalamannya menunjukkan bahwa melibatkan diri dalam kehidupan keluarga bisa memberikan makna yang lebih dalam.
Perubahan pandangan ini bukan hal yang langka; banyak individu mulai menyadari bahwa keputusan untuk memiliki anak dapat membentuk masa depan yang lebih baik. Pandangan ini kian menguat di berbagai kalangan untuk melahirkan generasi tangguh dan berdaya saing.
Kompleksitas Hingga Generasi Z Dalam Memilih Antara Childfree dan Memiliki Anak
Menurut seorang pengamat dari Columbia School of Public Health, Thoai Ngo, generasi Z lebih memilih pengembangan diri dan karier sebelum memikirkan untuk membangun keluarga. Hal ini mencerminkan orientasi hidup yang lebih pragmatis di tengah krisis iklim dan ketidakpastian ekonomi yang melanda dunia saat ini.
Keputusan untuk tidak memiliki anak menjadi alternatif bagi generasi yang merasakan dampak dari kondisi ini. Generasi Z terlihat lebih berhati-hati dalam membuat keputusan yang akan berdampak jangka panjang bagi mereka.
Ketidakstabilan ini menjadi salah satu pendorong utama yang membuat sebagian besar Generasi Z merasa tidak siap untuk menjalani peran sebagai orangtua. Mereka menyadari bahwa memiliki anak adalah komitmen besar yang memerlukan persiapan matang.