Viralnya video tentang aksi gotong royong santri di sebuah pesantren menampilkan sebuah narasi yang menginspirasi, menggambarkan semangat kerjasama untuk membangun fasilitas yang dibutuhkan. Ratusan santri yang terlibat, hadir dengan dedikasi dan tekad, menunjukkan betapa kuatnya ikatan antar anggota dan pentingnya kebersamaan dalam ranah pendidikan keagamaan.
Pembangunan ini tak hanya sekadar fisik, tetapi juga bertujuan untuk menampung jumlah santri yang terus meningkat dan memastikan bahwa mereka merasakan kenyamanan dan keamanan selama proses belajar-mengajar. Pihak pengasuh pesantren mengaku bahwa mereka sangat peduli dengan keselamatan dan profesionalisme dalam setiap tahapan pembangunan yang dilakukan.
Saatnya kita melirik posisi media dalam menyampaikan informasi terkait pesantren dan masyarakatnya. Sebagian besar, berita yang keluar cenderung mengaitkan setiap aksi atau kejadian dengan stigma negatif, sering kali mereduksi upaya positif yang dilakukan oleh komunitas pesantren.
Menyingkap Kembali Nilai-Nilai Kemanusiaan dalam Dakwah
Komunitas pesantren memiliki banyak nilai yang perlu digali lebih dalam. Dakwah yang berbasis pada amal jariyah dan gotong royong adalah bagian dari tradisi yang sudah ada sejak lama. Namun, ketidakadilan dalam pemberitaan sering kali menggambarkan pesantren dengan lensa yang kurang fair dan menunjukkan gambaran yang timpang.
Lebih jauh lagi, talenta dan keahlian santri sering kali terabaikan dalam sorotan media. Mereka terlibat dalam berbagai aktivitas positif yang tidak hanya bermanfaat untuk diri mereka sendiri, tetapi juga bagi masyarakat luas. Ini merupakan potensi besar yang seharusnya menjadi fokus, bukannya terseret dalam berita yang bersifat sensasional.
Harapan akan perubahan cara pandang media terhadap pesantren itu pun semakin kuat. Dengan mempromosikan berita yang seimbang, media dapat berperan penting dalam memperbaiki citra pesantren di mata masyarakat. Pemberitaan yang lebih adil sekaligus menumbuhkan semangat gotong royong dan inovasi yang ada di lingkungan pesantren.
Peran Media dalam Membangun Pemahaman yang Konstruktif
Media memiliki tanggung jawab untuk menyampaikan informasi secara objektif. Terlebih dalam konteks institusi pendidikan yang memiliki nilai-nilai luhur. Pemberitaan yang bersifat destruktif hanya akan memperburuk stigma yang sudah ada, dan ini jelas tidak ada manfaatnya bagi masyarakat.
Selama ini, banyak cerita dan kisah inspiratif yang terlupakan. Padahal, pengalaman-pengalaman positif santri dalam berkontribusi kepada masyarakat dapat menjadi motivasi bagi orang lain. Pemberitaan yang memfokuskan pada esensi kontribusi dari pesantren bisa jadi kunci untuk memperbaiki pandangan masyarakat luas.
Melalui penyampaian yang adil, media juga dapat menjadi jembatan yang menghubungkan pesantren dengan khalayak yang lebih luas. Hal ini akan membangun pemahaman yang konstruktif terhadap nilai-nilai yang diusung oleh pesantren dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan.
Pentingnya Kesadaran Kolektif dalam Komunitas Pesantren
Kesadaran komunitas pesantren untuk mengangkat citra positif mereka kini lebih dari sekadar kebutuhan. Mereka perlu menunjukkan bahwa tanggung jawab sosial menjadi bagian integral dalam pendidikan yang diberikan. Melalui berbagai program, santri dapat aktif berkontribusi dalam menyelesaikan masalah masyarakat.
Aktivitas berbasis amal ini tidak hanya memperkaya pengalaman bersosialisasi, tetapi juga memperkuat rasa solidaritas di antara mereka. Ini adalah cara efektif untuk membenamkan nilai-nilai kemanusiaan yang selama ini menjadi fondasi dari pendidikan pesantren.
Dengan menggali lebih dalam potensi tersebut, komunitas pesantren dapat mendemonstrasikan bahwa mereka bukanlah entitas yang terpinggirkan. Justru, mereka adalah bagian dari solusi terhadap tantangan sosial yang dihadapi masyarakat saat ini. Melalui aksi nyata ini, pesantren dapat menegaskan kembali relevansinya di tengah perkembangan zaman.