Operasi pencarian korban longsor di Banjarnegara masih berlanjut setelah kepala Kantor Basarnas Semarang, Budiono, mengumumkan perpanjangan selama tiga hari. Keputusan ini diambil karena 16 korban masih belum ditemukan dan diharapkan dapat segera dievakuasi oleh tim gabungan yang bekerja di lokasi tersebut.
Longsor yang terjadi di Desa Pandanarum pada 16 November 2025 ini menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga dan masyarakat setempat. Setelah tujuh hari pencarian, tim menyadari pentingnya memberikan perhatian ekstra untuk memastikan bahwa semua korban yang hilang bisa ditemukan.
Proses Pencarian yang Menantang dan Risiko Tinggi
Dalam pencarian ini, tim gabungan memanfaatkan berbagai sumber daya, termasuk tim K9 dan drone, yang bertujuan untuk menilai keamanan dan efektivitas di lapangan. Penilaian ini sangat penting mengingat kondisi cuaca yang tidak menentu dan medan yang masih labil akibat longsor.
Tim telah menyiapkan 24 excavator untuk mempercepat proses evakuasi, termasuk tambahan excavator yang lebih kuat. Budiono menjelaskan bahwa peralatan ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pencarian, memungkinkan tim untuk menjangkau area yang sebelumnya sulit diakses.
Hingga hari ke delapan pencarian, tim SAR telah berhasil menemukan 12 korban dalam keadaan tidak hidup. Masyarakat setempat juga turut memberi dukungan kepada tim, baik dalam bentuk tenaga maupun logistik.
Kondisi medan longsor yang berbahaya menambah tingkat kesulitan, sehingga keselamatan petugas menjadi prioritas utama. Proses pencarian harus dilakukan dengan hati-hati dan penuh perhitungan agar tidak ada yang menjadi korban lagi.
Jumlah Korban dan Upaya Dukungan bagi Keluarga
Saat ini, daftar korban yang dinyatakan meninggal sudah mencakup beberapa orang dari berbagai usia. Beberapa dari mereka merupakan warga yang sangat dihormati di komunitas ini, dan kehilangan ini terasa sangat mendalam bagi seluruh masyarakat.
Banyak keluarga yang kini tinggal di hunian sementara setelah kehilangan rumah dan harta benda mereka. Dukungan sosial dari pemerintah dan organisasi non-pemerintah sangat dibutuhkan untuk membantu mereka melalui masa sulit ini.
Dari total 16 korban yang masih hilang, pihak berwenang berupaya maksimal agar mereka bisa ditemukan. Pengumpulan informasi dari saksi di lokasi juga menjadi bagian penting dari strategi pencarian yang diterapkan.
Budiono menyatakan bahwa upaya pencarian akan terus dilakukan sejauh ada harapan untuk menemukan korban. Ia mengajak masyarakat untuk saling mendukung dan menguatkan dalam menghadapi bencana ini.
Kerugian Ekonomi dan Emosional Akibat Bencana Longsor
Ada banyak dampak yang dirasakan akibat bencana ini, baik dari segi ekonomi maupun sosial. Kehilangan yang dialami keluarga korban menggambarkan betapa pentingnya dukungan dari seluruh elemen masyarakat untuk membantu mereka pulih dari tragedi ini.
Tidak hanya kehilangan anggota keluarga, tetapi juga kerugian ekonomi yang ditimbulkan akan membawa dampak jangka panjang. Banyak warga yang kehilangan sumber penghidupan mereka akibat kerusakan infrastruktur dan lingkungan sekitar yang parah.
Sebagai upaya mitigasi, pemerintah juga diharapkan memperhatikan pembangunan infrastruktur yang lebih aman agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Ini merupakan pelajaran berharga bagi semua pihak terkait untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan respons bencana di daerah rawan longsor.
Ke depan, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan risiko yang ada di sekitar mereka, termasuk perlunya evaluasi risiko secara berkala. Mengedukasi masyarakat tentang bagaimana mempersiapkan diri menghadapi bencana dapat menyelamatkan banyak nyawa.
















