Bulan purnama sering kali dianggap memengaruhi kualitas tidur manusia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa fase bulan ini dapat berdampak pada durasi waktu yang dibutuhkan seseorang untuk tertidur.
Sebuah studi mengindikasikan bahwa dalam saat bulan purnama, orang-orang membutuhkan waktu lebih lama untuk terlelap. Mereka tidak hanya tertidur lebih lambat, tetapi juga mengalami penurunan waktu tidur hingga 20 menit dibandingkan fase bulan lainnya.
Selanjutnya, peneliti menemukan bahwa aktivitas otak selama tidur dapat menunjukkan penurunan signifikan hingga 30 persen saat bulan purnama. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya cahaya bulan dalam memengaruhi pola tidur manusia.
Pengaruh Bulan Purnama terhadap Kualitas Tidur Manusia
Menurut Vladyslav Vyazovskiy, seorang ahli tidur dari Universitas Oxford, banyak penelitian yang tidak memantau tidur individu secara menyeluruh. Ketiadaan data ini membuat kesimpulan yang diambil menjadi kurang valid dan tidak mewakili perbedaan individual dalam pola tidur.
Ia menekankan pentingnya merekam data yang lebih mendalam selama beberapa siklus bulan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih jelas. Dengan cara ini, peneliti bisa melihat bagaimana variasi fase bulan memengaruhi tidur secara lebih spesifik.
Metode ini sebelumnya telah digunakan oleh peneliti lain, seperti Wehr, yang menemukan pola menarik terkait suasana hati pasien. Observasi menunjukkan bahwa ada keterkaitan antara fase bulan dan perubahan dalam kondisi emosional pasien.
Studi Kaitan Antara Bulan dan Gangguan Emosional
Avery, dalam analisis lanjutan, menemukan bahwa beberapa pasien menunjukkan pola suasana hati yang berulang. Ternyata, kondisi tersebut muncul setiap 14,8 hari yang bertepatan dengan setengah fase bulan.
Fenomena ini juga tampak pada beberapa pasien yang melaporkan adanya gangguan suasana hati setelah 206 hari, bertepatan dengan fase supermoon. Dalam hal ini, bulan berorbit lebih dekat ke Bumi, memberi dampak yang lebih kuat.
Teorinya, cahaya bulan purnama dapat memengaruhi kualitas tidur yang berujung pada perubahan dalam suasana hati seseorang, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat bipolar.
Dampak Terhadap Ritme Sirkadian dan Pola Tidur
Kondisi ini diperkuat saat Wehr mengamati bahwa waktu bangun pasien bercenderung bergeser ke larut malam dari hari ke hari. Sebaliknya, waktu tidur tetap konstan sehingga jumlah tidur yang didapat menjadi semakin pendek.
Pergeseran waktu tidur ini dinilai berkaitan dengan munculnya episode mania pada pasien bipolar. Penelitian menunjukkan bahwa perubahan ini dapat merugikan kesehatan mental pasien secara keseluruhan.
Meskipun pengaruh bulan terhadap tidur mungkin tampak sepele, temuan ini mencerminkan interaksi kompleks antara lingkungan dan keadaan psikologis manusia. Hal ini menjadi materi kajian menarik di dunia sains saat ini.
















