Rumah adat Nusa Tenggara Barat memiliki keunikan dan nilai budaya yang mendalam. Salah satu contohnya adalah Berugaq Sekepat yang berfungsi sebagai tempat bersantai dan menerima tamu di luar rumah utama.
Berugaq Sekepat mengusung desain yang sederhana namun fungsional, sehingga menciptakan suasana yang nyaman untuk pertemuan. Struktur bangunan ini terpisah dari rumah utama dan memiliki empat tiang yang mendukung atapnya.
Dengan lantai yang lebih tinggi dari tanah, Berugaq Sekepat menjadi tempat yang ideal untuk bersosialisasi. Di dalam budaya masyarakat Sasak, tempat ini mencerminkan nilai-nilai luhur seperti menjamu tamu dengan hormat dan menjaga privasi keluarga.
Berugaq Sekepat: Fasilitas Sosial dalam Masyarakat Sasak
Dalam masyarakat Sasak, Berugaq Sekepat dibangun sebagai ruang terbuka untuk berbincang. Keberadaannya sangat penting dalam menjalin hubungan sosial antarwarga.
Banyak aktivitas berlangsung di sini, mulai dari percakapan sehari-hari hingga musyawarah adat. Dengan desain yang hanya memiliki empat tiang, ruang ini memberikan suasana santai dan akrab bagi setiap orang yang berkunjung.
Selain itu, Berugaq Sekepat juga menjadi simbol keterbukaan masyarakat Sasak. Melalui bangunan ini, mereka menunjukkan kesiapan untuk berbagi dan bersosialisasi dengan orang lain.
Peran Berugaq Sekepat dalam Kehidupan Sehari-hari
Tak hanya sebagai tempat menerima tamu, Berugaq Sekepat juga menjadi lokasi pertemuan warga. Di sinilah berbagai keputusan penting sering diambil, mencerminkan budaya musyawarah di antara masyarakat.
Keberadaan rumah adat ini juga melambangkan nilai kekeluargaan yang kuat. Setiap kegiatan yang berlangsung di dalamnya didasarkan pada rasa saling menghormati dan kebersamaan.
Saat upacara adat atau perayaan tertentu, Berugaq Sekepat sering dipenuhi oleh masyarakat. Ini menunjukkan betapa pentingnya ruang tersebut dalam melestarikan adat dan tradisi lokal.
Pengetahuan Budaya tentang Struktur Bangunan Berugaq Sekepat
Struktur Berugaq Sekepat sangat sederhana namun memiliki makna yang dalam. Dengan tiang penyangga yang minimalis, bangunan ini tetap kokoh dan fungsional.
Bentuk gubuk panggung yang mengangkat lantainya sekitar 40-50 cm memberikan karakter tersendiri. Disamping itu, jarak ini juga menjaga kebersihan ruang dari tanah dan hewan liar.
Masyarakat Sasak merancang Berugaq Sekepat bukan hanya untuk fungsionalitas, tetapi juga untuk menjaga nilai-nilai kearifan lokal. Setiap elemen bangunan adalah hasil dari pemikiran mendalam tentang kebutuhan sosial dan budaya mereka.
















