Salah memilih kadar emas memang dapat menyebabkan iritasi kulit, dan hal ini sering mengejutkan banyak orang. Iritasi ini umumnya bukan disebabkan oleh emas murni itu sendiri, melainkan oleh logam campuran yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan emas. Ketidakcocokan ini dapat terjadi pada siapa saja, terutama bagi mereka yang memiliki sensitivitas terhadap logam tertentu.
Ketika seseorang mengalami reaksi alergi, biasanya muncul gejala seperti kemerahan, gatal, atau bahkan ruam pada area yang kontak langsung dengan perhiasan. Dalam banyak kasus, orang tidak menyadari bahwa penyebabnya adalah bukan emas itu sendiri, tetapi komponen tambahan dari paduan yang digunakan dalam pembuatan perhiasan.
Goldenore, perhiasan yang dihias dengan emas, memiliki daya tarik tersendiri yang membuat banyak orang tertarik untuk memakainya. Namun, penting untuk memahami risiko yang mungkin kita hadapi, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat alergi terhadap logam.
Pentingnya Memahami Kandungan Emas dalam Perhiasan
Banyak orang tidak menyadari bahwa tidak semua emas sama, dan kadar karat menentukan kualitas dan reaktivitas logam tersebut. Emas murni, yang dikenal sebagai 24K, memiliki kadar logam mulia paling tinggi, sehingga mengurangi kemungkinan reaksi alergi. Namun, dalam praktiknya, perhiasan biasanya dibuat dengan paduan de emas murni dan logam lain.
Paduan ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan dan keawetan perhiasan. Misalnya, emas putih sering kali dicampur dengan nikel atau paladium, yang membuatnya lebih keras dan tahan lama. Meskipun demikian, penambahan logam-logam ini dapat meningkatkan risiko reaksi alergi pada individu sensitif.
Selanjutnya, memahami perbedaan antara emas karat rendah dan tinggi sangat penting. Emas dengan kadar rendah, seperti 10K atau 14K, mengandung lebih banyak logam campuran, sehingga kemungkinan terjadinya reaksi alergi juga menjadi lebih besar. Dengan demikian, bagi mereka yang mengalami iritasi kulit, memilih perhiasan dengan kadar emas tinggi seperti 18K atau 24K dapat menjadi solusi yang lebih aman.
Reaksi Alergi terhadap Logam Campuran dalam Emas
Meskipun reaksi alergi terhadap emas murni relatif jarang, logam campuran seperti nikel dan tembaga dapat menjadi penyebab utama. Nikel, khususnya, adalah salah satu alergen paling umum dan dapat menyebabkan masalah bagi banyak orang. Mengetahui sebanyak mungkin tentang kandungan perhiasan yang kita beli sangat penting untuk mencegah reaksi alergi.
Merangsang informasi lebih lanjut tentang nikel, logam ini sering ditambahkan untuk meningkatkan ketahanan perhiasan. Namun, satu masalah besar yang dihadapi banyak orang adalah bahwa kadar nikel bahkan dalam jumlah kecil sudah dapat memicu reaksi alergi. Maka dari itu, lebih baik untuk memilih perhiasan yang dijamin bebas dari nikel.
Selain nikel, tembaga juga kerap digunakan dalam paduan emas, terutama pada emas dengan warna rose gold. Meskipun cantik, butuh perhatian ekstra terhadap kemungkinan reaksi alergi, terutama bagi orang-orang yang sudah memiliki riwayat sensitivitas terhadap logam.
Bagaimana Menghindari Reaksi Alergi saat Memakai Perhiasan
Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk menghindari reaksi alergi saat memakai perhiasan. Salah satu caranya adalah dengan memilih perhiasan yang memiliki kadar emas lebih tinggi, misalnya 18K atau 24K, yang cenderung lebih hipoalergenik. Mengikuti pedoman ini dapat mengurangi risiko reaksi alergi secara signifikan.
Menghindari perhiasan tertentu yang jelas mengandung logam campuran berisiko tinggi juga sangat dianjurkan. Disarankan untuk melakukan pengecekan informasi terkait kandungan perhiasan, baik melalui penjual maupun kemasan perhiasan sebelum memutuskan untuk membelinya. Hal ini penting untuk memastikan bahwa kita tidak mengalami iritasi kulit di kemudian hari.
Akhirnya, bagi mereka yang sudah mengalami reaksi alergi, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli dermatologi. Mereka dapat membantu menentukan jenis alergi dan memberikan rekomendasi terbaik untuk perawatan dan pilihan perhiasan yang lebih aman di masa mendatang.