Resti Risdiyanti merupakan seorang gadis 13 tahun yang lahir dengan kondisi langka yang dikenal sebagai neurofibromatosis. Kelainan genetik ini menyebabkan pertumbuhan tumor di jaringan saraf, yang berdampak buruk pada kualitas hidupnya sejak usia dini.
Sejak balita, Resti telah berjuang melawan berbagai tantangan akibat kondisi yang mengganggu penampilannya dan berpotensi membatasi aktivitasnya di masa depan. Kini, di usianya yang ke-13, Resti memerlukan pengobatan untuk tumor yang tumbuh di area matanya.
Proses diagnosis dan pengobatan bukanlah perjalanan yang mudah bagi Resti dan keluarganya. Keluarga sudah melakukan beberapa prosedur medis seperti biopsi dengan biaya yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan, namun berbagai rintangan tetap saja muncul.
Setiap langkah menuju kesembuhan diwarnai dengan berbagai tantangan. Kendala operasional, transportasi, dan biaya tambahan menjadi beban tambahan bagi keluarga yang sudah berjuang keras.
Ayah Resti, yang sehari-harinya berjualan batagor keliling di Garut, Jawa Barat, hanya mampu meraih penghasilan rata-rata Rp40 ribu per hari. Hal ini membuat mereka harus sangat bijak dalam mengatur keuangan, terutama untuk biaya rumah sakit.
Perjuangan Keluarga dalam Menghadapi Kondisi Sulit
Seorang relawan dari organisasi sosial mengungkapkan betapa sulitnya perjuangan yang dihadapi keluarga Resti. “Uang mah ada tapi cuman cukup buat biaya sehari-hari, biaya bolak-balik rumah sakitnya tidak ada,” ujarnya, menggambarkan situasi yang dihadapi oleh keluarga tersebut.
Dalam kondisi yang serba sulit ini, Resti tidak menyerah. Dia tetap berupaya membantu ayahnya berdagang, meskipun fisiknya terbatas. Semangatnya untuk terus beraktivitas menunjukkan ketahanan yang luar biasa untuk seorang anak seusianya.
Dengan harapan yang tinggi, keluarga kini merencanakan untuk membawa Resti ke rumah sakit di Bandung agar dia bisa segera mendapat penanganan medis yang lebih baik. Perjuangan mereka melibatkan semua anggota keluarga dalam usaha mencari cara agar Resti mendapatkan perawatan yang sesuai.
Harapan dan Kekuatan Sebuah Keluarga
Sukmana, ayah Resti, tak pernah lelah berharap untuk kesehatan putrinya. Baginya, yang terpenting adalah melihat putrinya tumbuh sehat dan bahagia seperti anak-anak seusianya lainnya yang tidak mengalami kondisi serupa.
Dalam berbagai kesempatan, Sukmana mengungkapkan betapa spesialnya Resti baginya. “Resti ini anak kesayangan ayahnya, dia cuma pengin anaknya sembuh biar tidak di-bully,” terang Hendhi, seorang relawan, menceritakan harapan sang ayah.
Perjuangan keluarga Resti menyentuh banyak hati. Ada banyak orang yang merasa tergerak untuk membantu mereka melewati masa-masa sulit ini. Harapan akan masa depan yang lebih baik membuat mereka terus berjuang agar Resti bisa menjalani kehidupannya dengan bahagia.
Partisipasi Sosial untuk Meringankan Beban
Banyak pihak di masyarakat yang mulai bergerak untuk membantu keadaan Resti. Gagasan untuk melakukan penggalangan dana menjadi salah satu solusi yang diusulkan untuk membantu keluarga dalam membiayai pengobatan. Mereka yang tergerak hatinya bisa menyumbang melalui beberapa platform yang dipercaya.
Sahabat-sahabat baik dapat berkontribusi untuk membantu Resti mendapatkan perawatan yang dibutuhkannya. Donasi ini diharapkan bisa membantu meringankan beban yang dipikul oleh keluarganya. “Sehat itu bukan hanya impian, tetapi hak setiap anak,” ujar salah satu relawan pada acara penggalangan dana.
Dengan partisipasi masyarakat, diharapkan Resti dapat merasakan keindahan dunia dengan lebih baik. Setiap donasi yang diberikan akan langsung disalurkan untuk kebutuhan medisnya tanpa ada potongan biaya apapun.
Kegigihan Resti dan keluarganya dalam menghadapi tantangan hidup memberikan inspirasi bagi banyak orang. Mereka menunjukkan bahwa meskipun hidup dalam kesulitan, harapan dan semangat untuk berjuang harus tetap ada. Generasi muda seperti Resti seharusnya mendapatkan kesempatan yang setara untuk tumbuh dan berkembang. Mengakhiri perjuangan ini dengan keberhasilan adalah harapan terbesar bagi setiap anggota keluarga.