Selasa, 18 November 2025 – 11:17 WIB. Harga pangan di Indonesia mengalami lonjakan yang signifikan, dengan sejumlah komoditas kunci mengalami kenaikan tajam. Data terbaru dari pusat informasi terkait harga pangan menunjukkan bahwa situasi ini menjadi perhatian bagi masyarakat luas, terutama menjelang periode-periode tertentu dalam setahun.
Bank Indonesia menginformasikan bahwa harga telur ayam ras, salah satu makanan pokok masyarakat, telah mencapai Rp 36.200 per kilogram. Kenaikan harga ini tak lepas dari fluktuasi pasar dan variasi dalam permintaan, yang mempengaruhi daya beli masyarakat secara keseluruhan.
Selain itu, harga bawang merah juga meroket, dengan catatan di angka Rp 52.350 per kilogram. Sementara harga bawang putih berada di kisaran Rp 49.000 per kilogram, menambahkan bebannya untuk dapur rumah tangga di seluruh negeri.
Inflasi Harga Pangan dan Dampaknya Terhadap Konsumen
Kenaikan harga pangan tentunya membawa dampak signifikan terhadap keluarga yang mengandalkan bahan-bahan tersebut untuk kehidupan sehari-hari. Inflasi harga pangan itu dapat menyebabkan pengeluaran rumah tangga meningkat, sehingga mempengaruhi pola konsumsi dan penghematan. Konsumen harus cermat dan selektif dalam memilih bahan makanan untuk menjaga keseimbangan anggaran mereka.
Harga cabai juga menunjukkan tren yang tidak menguntungkan, dengan rincian cabai rawit merah mencapai Rp 64.950 per kilogram. Hal ini menjadikan cabai sebagai salah satu komoditas yang paling diperhatikan oleh para ibu rumah tangga dalam perencanaan belanja mereka.
Dalam beberapa bulan terakhir, banyak ibu rumah tangga mengeluhkan lonjakan harga ini yang berimbas pada kenaikan total biaya belanja mereka. Terutama saat menjelang perayaan atau hari-hari besar, harga yang melonjak tidak jarang menjadi perhatian serius, dan kebutuhan untuk menghemat menjadi semakin mendesak.
Faktor Penyebab Kenaikan Harga Jelang Hari-Hari Besar
Faktor cuaca, pemanenan yang tidak intensif, serta permintaan yang meningkat menjadi penyebab utama dibalik fluktuasi harga pangan. Dalam waktu-waktu tertentu, seperti menjelang bulan Ramadan, banyak masyarakat yang meningkatkan pembelian untuk persiapan, yang berkontribusi pada kenaikan harga karena meningkatnya permintaan.
Ketidakstabilan dalam pasokan juga berperan besar dalam situasi ini. Ketika pasokan berkurang, harga akan otomatis naik, dan ketika terjadi lonjakan drastis dalam permintaan, itu membuat keadaan semakin rumit bagi para pengecer dan konsumen.
Hal ini menyebabkan banyak ekonom memperingatkan tentang perlunya intervensi dari pemerintah untuk mengelola risiko inflasi pangan. Program bantuan pangan mungkin menjadi solusi sementara, tetapi kebijakan lebih strategis dan berkelanjutan diperlukan untuk mencegah krisis di masa depan.
Perbandingan Harga Beras dan Daging Ayam di Pasaran
Satu lagi komoditas yang tak kalah penting adalah beras, di mana harga beras kualitas bawah I kini mencatatkan di Rp 18.250 per kilogram. Secara keseluruhan, harga berbagai jenis beras, termasuk medium dan super, menunjukkan variasi yang mencolok di masyarakat, tergantung pada kualitas dan ketersediaan di pasaran.
Dengan harga daging ayam ras yang kini berada di angka Rp 39.750 per kilogram dan daging sapi kualitas I mencapai Rp 148.050 per kilogram, banyak konsumen yang beralih ke alternatif lebih murah. Pergeseran pola konsumsi ini menjadi respons alami masyarakat terhadap kondisi ekonomi yang tidak menentu.
Masyarakat kini cenderung mencari produk yang lebih ekonomis tanpa mengesampingkan kualitas, menginginkan nilai lebih dari setiap pembelian. Hal ini membuat pasar semakin kompetitif, dan para pedagang harus menyesuaikan diri dengan permintaan pasar yang berubah-ubah.
Pentingnya Kesadaran Konsumen Dalam Menghadapi Kenaikan Harga Pangan
Di tengah kenaikan harga, kesadaran dan pemahaman konsumen menjadi hal yang sangat penting untuk mengatur pengeluaran. Masyarakat perlu lebih peka terhadap perubahan harga dan berupaya agar mereka tidak terjebak dalam perangkap inflasi yang dapat membebani anggaran rumah tangga.
Secara praktis, konsumen diharapkan melakukan riset harga sebelum berbelanja agar dapat menemukan penawaran terbaik. Dengan demikian, pembelian bahan makanan akan lebih efisien dan tidak menyulitkan keuangan mereka di saat harga-harga melonjak.
Pada akhirnya, respons yang cepat dan strategis dari pemerintah serta kesadaran kolektif masyarakat sangat dibutuhkan untuk mengatasi tantangan ini. Diperlukan langkah-langkah nyata untuk menciptakan stabilitas harga dan keamanan pangan yang lebih baik bagi semua warga negara di masa mendatang.
















