Angka kasus diabetes pada usia muda semakin mengkhawatirkan. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, Profesor Em Yunir, yang menjelaskan fenomena ini berkaitan erat dengan faktor genetik yang sering kali terabaikan.
Menurutnya, kondisi yang dikenal dengan nama Maturity-Onset Diabetes of The Young (MODY) menjadi salah satu penyebab utama peningkatan prevalensi diabetes pada kelompok usia di bawah 40 tahun. Tren ini mencerminkan adanya perubahan pola kesehatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Profesor Yunir menekankan bahwa sekarang ini, diabetes tidak lagi menjadi penyakit yang hanya dialami oleh orang tua saja. Remaja dan orang dewasa muda pun kini semakin rentan, sebuah perubahan besar dibandingkan kondisi 30 tahun yang lalu.
Saat itu, pasien diabetes di poliklinik biasanya berusia di atas 50 tahun. Namun saat ini, pasien diabetes di usia 20-an dan 30-an tahun semakin umum ditemui di fasilitas kesehatan.
Perubahan Tren Diabetes di Kalangan Generasi Muda
Fenomena meningkatnya kasus diabetes di kalangan generasi muda membutuhkan perhatian serius. Survei Kesehatan Indonesia menunjukkan bahwa prevalensi diabetes pada kelompok bawah 40 tahun mencapai 11,7 persen, suatu angka yang cukup mengkhawatirkan.
Penyebab utama yang sering diidentifikasi adalah gaya hidup tidak sehat, termasuk pola makan yang kurang baik dan kurangnya aktivitas fisik. Namun, Profesor Yunir menggarisbawahi bahwa tidak hanya faktor tersebut yang menjadi penyebab.
Faktor genetik, seperti yang terdapat pada MODY, menjadi perhatian penting. Gen tersebut dapat diturunkan dari nenek ke ibu, lalu ke anak, dan seterusnya, menciptakan siklus diabetes yang terus berlanjut dalam satu keluarga.
Hal ini menunjukkan pentingnya penekanan pada pemeriksaan kesehatan yang lebih menyeluruh dan pemahaman yang lebih baik mengenai sejarah kesehatan keluarga. Dalam banyak kasus, jika satu anggota keluarga mengalami diabetes, kemungkinan anggota lainnya juga akan terpengaruh menjadi lebih tinggi.
Kepentingan Peningkatan Kesadaran dan Deteksi Dini
Pentingnya deteksi dini diabetes pada usia muda tidak bisa dianggap remeh. Jika terdiagnosis lebih awal, tindakan pencegahan dan pengelolaan kondisi dapat dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih serius di masa mendatang.
Kesadaran akan gejala diabetes yang mungkin timbul pada usia muda perlu ditingkatkan. Gejala seperti sering haus, sering berkemih, dan penurunan berat badan yang tidak terjelaskan adalah tanda-tanda yang harus diwaspadai.
Adanya edukasi mengenai pola hidup sehat juga menjadi salah satu langkah penting. Generasi muda perlu memahami cara mengelola kesehatan mereka, termasuk cara makan yang seimbang dan pentingnya berolahraga secara teratur.
Selain itu, kolaborasi antara tenaga medis, keluarga, dan masyarakat juga pas untuk menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat. Kesehatan bukan hanya tanggung jawab individu, tetapi juga komitmen bersama dalam komunitas.
Peran Keluarga dalam Mengelola Risiko Diabetes
Keluarga memiliki peran yang sangat krusial dalam mengatasi masalah diabetes hereditary. Dengan memahami riwayat kesehatan keluarga, mereka dapat lebih proaktif dalam menjaga kesehatan anggota keluarga untuk mencegah diabetes.
Pendidikan awal tentang makanan sehat dan kebiasaan hidup sehat harus dimulai di rumah. Ketika anak-anak dibiasakan dengan pola hidup yang baik sejak dini, mereka lebih cenderung untuk meneruskan perilaku positif tersebut di masa depan.
Komunikasi yang jujur antara anggota keluarga tentang masalah kesehatan juga sangat berarti. Membuka diskusi tentang diabetes dan potensi risiko genetik bisa menjadi langkah awal yang baik.
Terakhir, pengawasan kesehatan secara rutin bisa menjadi kunci untuk memastikan bahwa setiap anggota keluarga berada dalam kondisi kesehatan yang baik. Ini termasuk pemeriksaan rutin gula darah bagi mereka yang memiliki riwayat diabetes dalam keluarga.
















