Kementerian Luar Negeri Indonesia mengonfirmasi bahwa tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam kerusuhan terkait pemilihan umum di Tanzania. Situasi di sana tengah dipantau dengan seksama untuk memastikan keselamatan semua WNI yang berada di negara tersebut.
Menyusul meningkatnya ketegangan politik di Tanzania, Kementerian Luar Negeri RI bersama Kedutaan Besar Indonesia di Dar Es Salaam sedang melakukan pemantauan intensif. Mereka berupaya menjaga agar setiap WNI yang berada di sana tetap aman selama masa-masa sulit ini.
Sebanyak 112 warga negara Indonesia tercatat berada di Tanzania, dengan sebagian besar berada di Dar Es Salaam dan Zanzibar. Dengan kondisi yang masih tidak stabil, pemerintah mengimbau agar semua WNI tetap waspada dan mematuhi aturan setempat.
Protes dan Kerusuhan Pemilu di Tanzania yang Menewaskan Banyak Korban
Unjuk rasa besar-besaran di Tanzania meletus menjelang pemilihan presiden dan anggota legislatif yang diadakan pada akhir Oktober 2025. Ketidakpuasan masyarakat terhadap kurangnya kompetisi dalam pemilihan umum menjadi pemicu utama aksi protes tersebut.
Informasi terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 700 orang tewas dalam kerusuhan yang terjadi selama tiga hari protes itu. Korban jatuh terutama berasal dari kerumunan yang terlibat dalam bentrokan dengan aparat keamanan.
Cabang-cabang oposisi mengalami kesulitan yang signifikan karena calon presiden dari mereka didiskualifikasi dari pemilu. Keputusan ini menambah ketidakpuasan dan frustrasi para pemilih yang merasa hak pilih mereka terampas.
Kebangkitan Ketegangan Politik di Tanzania dan Implikasinya
Sebagai hasil dari pemilu yang penuh kontroversi, Presiden petahana Samia Suluhu Hassan diumumkan memenangkan pemilu dengan perolehan suara lebih dari 97 persen. Kemenangannya dianggap sangat diragukan oleh banyak pihak, terutama setelah peristiwa kerusuhan yang tragis.
Hassan yang menjabat sebagai presiden sejak tahun 2021 menggantikan pendahulunya yang meninggal, kini harus menghadapi tantangan dalam memulihkan stabilitas. Banyak kalangan internasional yang mempertanyakan legitimasi kemenangan ini, terutama dalam konteks keamanan publik yang memburuk.
Pernyataan dari PBB menyoroti keprihatinan mendalam mengenai situasi tersebut. Organisasi ini menyerukan dialog dan penyelesaian damai untuk meredakan ketegangan yang melanda Tanzania saat ini.
Tindakan Internasional dan Respons Terhadap Situasi di Tanzania
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan beberapa organisasi regional, termasuk Uni Afrika, mendorong pemerintah Tanzania untuk menangani kerusuhan pasca-pemilu dengan transparansi. Mereka menyerukan agar pihak berwenang mengambil langkah-langkah untuk mencegah kekerasan lebih lanjut.
Pemimpin Afrika Timur juga memberikan peringatan kepada pemerintah Tanzania untuk tidak memaksakan tindakan represif terhadap demonstran. Masyarakat internasional semakin mendesak agar hak asasi manusia harus diutamakan dalam menangani situasi yang terjadi.
Dari sisi TNI dan Kementerian Luar Negeri, perhatian diberikan pada perlindungan warga negara yang berada di luar negeri. Mereka berkomitmen untuk terus memantau dan memberikan bantuan jika diperlukan untuk memastikan keselamatan WNI di Tanzania.
			















