Madinah, sebuah kota yang dikenal sebagai pusat spiritualitas bagi umat Islam, telah mendapatkan pengakuan sebagai “Kota Sehat” dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Gelar ini menjadi cerminan dari pengelolaan lingkungan dan kesehatan kota yang sesuai dengan nilai-nilai Islam yang telah ada sejak ribuan tahun lalu.
Ahli kesehatan lingkungan, dr. Dicky Budiman, menegaskan bahwa sebuah kota sehat tidak hanya diukur dari fisik bangunan atau fasilitasnya, tetapi juga dari aspek spiritual dan sosial. Madinah, yang diakui sebagai kota sehat, merupakan contoh nyata aplikasi nilai-nilai tersebut dalam konteks modern.
Dalam keterangan yang disampaikan, Dicky menjelaskan bahwa inti dari konsep kesehatan kota adalah kebersihan, pengelolaan lingkungan yang baik, dan kesehatan sosial masyarakat. Dengan demikian, gelar ini memberikan harapan bagi kota-kota lain, khususnya yang mayoritas penduduknya Muslim, untuk menerapkan prinsip-prinsip yang sama.
Pentingnya Kebersihan dan Lingkungan dalam Islam
Konsep thaharah atau kebersihan dalam Islam sangat ditekankan sebagai bagian dari iman. Sejak 14 abad lalu, nilai-nilai ini telah memandu umat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Kebersihan bukan hanya perkara fisik, tetapi juga meliputi aspek spiritual dan mental.
Madinah sebagai contoh kota sehat menunjukkan bahwa privasi dan kebersihan lingkungan bisa berjalan beriringan. Disini, pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab untuk menjaga kebersihan dan kesehatan kota secara bersama-sama.
Hal ini menyiratkan bahwa menjaga kebersihan kota adalah juga bagian dari ibadah. Jika setiap individu dan masyarakat bersinergi, maka kebersihan kota akan menjadi sebuah budaya yang melekat dalam kehidupan sehari-hari.
Bagaimana Kota Sehat Bisa Mewujudkan Kesejahteraan
Sebuah kota yang sehat berkontribusi langsung terhadap kesejahteraan warganya. Dicky menjelaskan bahwa lingkungan yang bersih dan aman mendukung kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, pembangunan kota harus berorientasi pada kesehatan dan bukan hanya pada keuntungan ekonomi.
Kota sehat mencakup pemeliharaan ruang terbuka hijau, sistem transportasi yang ramah lingkungan, serta pengelolaan air dan sanitasi yang baik. Prioritas yang diarahkan pada kesehatan masyarakat sangat penting untuk direalisasikan dalam kebijakan publik.
Lebih jauh, masjid yang biasanya menjadi pusat kegiatan komunitas bisa berperan sebagai model dalam penerapan green building. Selain menjadi tempat ibadah, masjid bisa berfungsi sebagai pusat edukasi kesehatan dan kebersihan bagi masyarakat.
Tindakan Konkret untuk Mewujudkan Kota Sehat di Indonesia
Pemerintah daerah di Indonesia perlu memahami bahwa menjaga kebersihan kota merupakan amanah yang harus dipenuhi. Dicky menyarankan agar setiap kota membuat perencanaan yang tidak hanya berfokus pada ekonomi, melainkan juga pada aspek kesehatan masyarakat.
Prinsip fiqih lingkungan, seperti pengelolaan air, tanah, dan udara dengan bijaksana, harus menjadi rujukan dalam setiap kebijakan. Selain itu, ruang terbuka hijau dan transportasi yang ramah lingkungan juga merupakan aspek penting yang harus diperhatikan.
Lebih lanjut, masyarakat umum, termasuk jemaah di masjid, diharapkan dapat menjadi agen perubahan untuk menjaga lingkungan sekitar. Dengan melibatkan masyarakat, kita dapat membangun kesadaran kolektif atas pentingnya kebersihan dan kesehatan kota.
Kesimpulan: Kesehatan Kota Sebagai Tanggung Jawab Bersama
Madinah sebagai “Kota Sehat” memberi pelajaran berharga bagi kota-kota lain, terutama di Indonesia. Tanggung jawab menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan tidak hanya ditujukan kepada pemerintah, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat. Dengan sinergi yang baik, cita-cita kota sehat dapat terwujud.
Pesan Dicky mengingatkan bahwa kualitas udara, pengelolaan sampah, dan kesehatan masyarakat adalah bagian dari hisab kepemimpinan di dunia dan akhirat. Maka, penting bagi setiap pejabat publik untuk menyadari hal ini dan bertindak sesuai amanah yang telah diberikan.
Membangun kota sehat berarti juga membangun masyarakat yang produktif, nyaman, dan aman. Jika semua pihak turut berperan, maka nilai-nilai Islam akan semakin mengakar dalam pengelolaan kota di masa depan.