Deteksi dini menjadi kunci utama dalam mencegah kebutaan akibat uveitis. Pemeriksaan mata tidak cukup hanya dengan pengamatan kasat mata, melainkan memerlukan alat diagnostik khusus seperti foto retina dan tes laboratorium.
“Kalau pasien datang dengan keluhan mata merah atau penglihatan kabur, jangan ditunda. Uveitis harus dipastikan penyebabnya sejak awal,” ujar Vani.
Namun, banyak orang masih memilih pengobatan alternatif alih-alih memeriksakan diri ke dokter. Direktur RS Mata JEC @ Menteng, Referano Agustiawan, mengingatkan bahwa pengobatan alternatif sering kali berbahaya.
“Pernah pasien saya merah, ditetesin pakai air ASI, madu, bahkan darah ayam. Akibatnya, dia buta karena ternyata bapaknya sifilis,” kata Referano.
Pentingnya Deteksi Dini Pada Penyakit Uveitis Mata
Uveitis adalah peradangan pada lapisan uvea yang mencakup iris, badan siliaris, dan koroid. Penyakit ini dapat berujung pada komplikasi serius, termasuk kebutaan, jika tidak ditangani secara tepat dan cepat.
Pemeriksaan awal yang baik akan membantu dokter menentukan jenis uveitis yang dialami pasien. Dengan mengetahui jenisnya, terapi yang tepat dapat segera diberikan untuk mengurangi risiko kerusakan lebih lanjut.
Kendala utama dalam penanganan uveitis adalah penundaan dalam mencari pertolongan. Banyak pasien menunggu terlalu lama sebelum akhirnya berkonsultasi dengan dokter, yang berisiko memperburuk kondisi kesehatan mata mereka.
Pengobatan Konvensional Vs. Alternatif untuk Uveitis
Dalam menghadapi uveitis, terdapat dua pendekatan yang sering dipilih oleh pasien, yaitu pengobatan konvensional dan alternatif. Sayangnya, banyak orang beralih ke pengobatan alternatif tanpa memahami bahaya yang mungkin mengintai.
Pengobatan konvensional menggunakan obat-obatan yang telah terbukti efektif, seperti kortikosteroid dan immunosuppressants. Sebaliknya, pengobatan alternatif tidak selalu memiliki bukti ilmiah yang mendukung efektivitasnya.
Kebijaksanaan dalam memilih metode pengobatan adalah kunci. Pasien disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba metode alternatif yang berisiko tinggi tanpa dasar medis yang jelas.
Risiko Pengobatan Alternatif yang Berbahaya
Banyak pengobatan alternatif yang menawarkan solusi cepat dan mudah namun sering kali berisiko. Beberapa pasien mencoba pengobatan rumahan yang tidak terbukti secara klinis, seperti tetes mata dari bahan alami, yang dapat memperburuk kondisi.
Berdasarkan pengalaman seorang dokter, ada kasus di mana pasien ditangani dengan cara yang sangat tidak tepat. Antara lain dengan menggunakan air susu ibu, madu, atau cetakan darah ayam, yang pada akhirnya berujung pada kebutaan.
Penting untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya memilih pengobatan alternatif tanpa pengawasan medis. Kesadaran akan risiko ini dapat menjadi langkah awal untuk mencegah komplikasi yang lebih serius pada kesehatan mata.