Kontroversi kembali mewarnai dunia publik ketika Helwa Bachmid mengungkapkan fakta mengejutkan tentang pernikahannya dengan Habib Bahar bin Smith. Selama setahun, ia merasa diperlakukan tidak layak sebagai istri, hanya menerima nafkah yang tidak konsisten dari sang suami. Pernyataan ini mengundang perhatian luas dan membuat publik mempertanyakan integritas dan perilaku Habib Bahar.
Keberanian Helwa untuk berbicara membuka kembali catatan kelam dari sosok yang kerap dikaitkan dengan berbagai kasus hukum. Pengakuannya menyulut banyak reaksi di masyarakat, terutama terkait sikap Bahar dalam menjalani kehidupan rumah tangga dan relasinya dengan orang-orang di sekitarnya.
Tidak lama setelah pengakuan tersebut, nama Habib Bahar kembali terangkat ke permukaan sebagai sorotan utama. Banyak yang mulai mengulik sejarah kontroversial yang melibatkan dia, menyoroti insiden-insiden yang seharusnya relevan untuk dibahas saat ini. Berikut adalah beberapa momen krusial yang tak terlupakan dalam jejak langkahnya.
Kasus Penganiayaan Dua Remaja yang Menggemparkan Publik
Salah satu kasus paling mencengangkan terjadi pada tahun 2018 ketika dua remaja mengalami penganiayaan di pesantren Habib Bahar di Bogor. Kedua remaja tersebut, MHU dan JA, dihukum karena dianggap meniru gaya rambut sang ulama yang cukup kontroversial. Insiden ini menjadi sorotan luar biasa dan menarik perhatian media secara luas.
Habib Bahar diproses hukum dan dijatuhi hukuman penjara selama tiga tahun. Bukti video penganiayaan yang beredar di publik menambah kompleksitas kasus dan membuat banyak orang mengecam tindakan tersebut sebagai sebuah bentuk kekerasan yang tidak dapat dibenarkan.
Pemberitaan mengenai kasus ini memicu perdebatan di kalangan masyarakat tentang kekerasan yang dilakukan oleh publik figur. Kasus ini menjadi salah satu titik balik dalam image Bahar yang dikenal dengan banyak kontroversi terkait etika dan moralitas.
Ucapan Kontroversial Terkait Presiden Jokowi
Masih pada tahun 2018, Habib Bahar membuat heboh dengan pernyataan yang dianggap menghina Presiden Joko Widodo. Dalam ceramahnya di Palembang, ucapannya yang menyinggung Presiden ini memicu reaksi keras dari masyarakat. Banyak yang menilai bahwa perkataan tersebut tidak pantas dan mencerminkan sikap yang menghina.
Ucapannya, “Kalo kamu ketemu Jokowi, kamu buka celananya itu…” bukan hanya memicu kemarahan publik tetapi juga membawa masalah hukum baginya. Beberapa pihak, termasuk politisi, tidak tinggal diam dan melaporkannya ke pihak berwajib akibat ujaran kebencian yang dianggap melanggar etika.
Hal ini menunjukkan betapa tidak sensitifnya Bahar dalam berbicara di depan umum, serta menunjukkan bahwa sikap provokatif seperti ini dapat berujung pada konsekuensi hukum yang serius.
Kasus Kekerasan terhadap Sopir Taksi Online
Kontroversi lain yang melingkupi Habib Bahar adalah ketika ia terlibat dalam insiden kekerasan dengan seorang sopir taksi online. Kejadian ini berawal dari laporan bahwa sopir tersebut menggoda istri Bahar, yang mengakibatkan amarahnya meluap. Bahar pun mengambil tindakan fisik yang berujung pada penganiayaan.
Situasi ini menambah panjang daftar kasus kekerasan yang dituduhkan padanya, semakin memperburuk citranya di masyarakat. Banyak yang mempertanyakan tentang keteladanan yang seharusnya ditunjukkan oleh seorang pemuka agama, tetapi tampaknya hal tersebut bertentangan dengan tindakan yang diperlihatkan oleh Bahar.
Insiden ini juga mengganggu banyak aplikasi layanan taksi online dan berpotensi merusak reputasi pengemudi, yang hanya menjalankan pekerjaannya. Akhirnya, ini menjadi gambaran yang buruk bagi seorang tokoh yang seharusnya dicontoh oleh masyarakat.
Pertikaian di Penjara dengan Ryan Jombang
Menariknya, meskipun sedang menjalani hukuman penjara, Habib Bahar tetap terlibat dalam kontroversi lain. Ia dikabarkan berseteru dengan seorang terpidana yang terkenal, Ryan Jombang, di dalam Lapas Gunung Sindur. Perselisihan ini berkaitan dengan utang yang belum dibayar, yang membuat ketegangan semakin memuncak.
Adu mulut ini berujung pada insiden fisik di mana Ryan mengklaim bahwa ia dipukul oleh Bahar, yang membuat wajahnya memar. Ini menunjukkan bahwa bahkan di balik jeruji besi, Bahar tetap terlibat dalam konflik yang mengundang perhatian publik.
Perselisihan ini bukan hanya menggambarkan sifat temperamental Bahar, tetapi juga memperlihatkan dinamika kehidupan penjara yang terkadang berada di luar kontrol. Reputasi yang sudah tercoreng semakin sulit untuk dibersihkan.
















